Tuesday, August 25, 2009

Ramadhan Yang Diharapkan


aku berlindung denganMu dari syaitan yang direjam
Dengan nama Allah yang Maha Pemurah Lagi maha Penyayang

yaAllah sesungguhnya aku mengharapkan ramadhan kali ini penuh makna,
agar dapat kulalui dengan penuh kesempurnaan didalamnya,
setiap langkah kehidupanku dalam bulam Ramadhan ni biarlah kearah kebaikan.
kearah mencari segala menikmatan berbuat kebaikan,
ku tidak ingin ia menjadi seperti ramadhan yang lalu,
kerna aku sgt lalai terhadap dunia yg penuh dgn tipu daya,
tidak aku manfaatkn ramadhan yg lepas dgn sebaik mungkin,
sesungguhnya aku manusia yg sgt tidak ada Tuhan dalamnya,
jahilnya aku, bangangnya aku, bodohnya aku, kerna gagal dlm kehidupan ini,
mudah-mudahan membawa erti ramadhan kali ini, membawa kenikmatan yg sebenar,
sesungguhnya hidayahMu, taufiqMu agar dpt kuterus dgn memperjuangkn hatiku utkMu,
kekuatanMu yaAllah berilah sedikit pada ku agar dapat beramal dgn penuh keikhlasan,
sempena ramadhan ini jdkn aku insan yang sentiasa menanamkandalam diri rasa bertuhan,
rasa dimiliki, rasa segala isi alam ini ciptaanMu, rasa hamba, rasa cinta akan penciptaku, rasa takut akan apa yg aku cintai,
aku tidak ingin mengorbankan jiwaku dengan kelalaian yaAllah,
sgt takut aku akan seksa kuburmu yg mana ditinggalkn keseorangan,
diseksa, dipukul, dihancurkn, tanpa ada belas kasihan,
jadikan aku antara orang yg terus mencari redhoMu,
pemergianmu ramadhan akn ku tangisi, jika aku terus tidak mengenal erti keindahan ramadhan, kenikmatan, kelebihan,

Monday, August 10, 2009

Mutiara Kata Luqman Al-Hakim


Berkatalah Luqman mengajar anaknya ilmu yang datang dari sisi Tuhan Yang Maha Mengetahui:

“Hai anak-anakku, janganlah engkau sekali-kali mempersekutukan Tuhanmu dengan apa sekalipun, kerana mempersekutukan Allah satu kezaliman yang sangat besar, dan bersyukurlah kepada Tuhanmu kerana kurniaan-Nya. Orang yang mulia tidak mengingkari Penciptanya kecuali orang yang kufur.

“Apakah tidak engkau perhatikan, apa yang Allah bentangkan bagimu apa-apa yang ada di langit dan di bumi daripada kebaikan yang amat banyak?

“Maka engkau menikmati kehidupan ini lantaran kurniaan-Nya, penuh keamanan, keimanan dan kebaikan yang melimpah ruah, di taman dunia yang subur mekar dengan bunga-bungaan serta tumbuhan yang berseri-seri.

“Jangan engkau berlaku derhaka terhadap ibu dan ayahmu dengan apa jua sekalipun, melainkan apabila mereka menyuruhmu derhaka kepada Yang Maha Berkuasa, maka Allah mewasiatkan dirimu; berbuat baiklah dengan mereka. Justeru, jangan engkau mengherdik mereka dengan perkataan mahupun perbuatan dibenci.

“Hai anakku! Andainya ada sebutir biji sawi terpendam di dalam batu, pasti ketahuan jua oleh Tuhanmu Yang Maha Melihat, Allah Amat Mengetahui segala sesuatu, zahir mahupun batin atau apa yang engkau sembunyikan di dalam dadamu.

“Dia memerhatikan dirimu dalam kepekatan malam, semasa engkau bersolat atau tidur lena di belakang tabir di dalam istana. Dirikan solat dan jangan engkau berasa ragu untuk melakukan perkara makruh, dan melempar jauh segala kejahatan dan kekejian.

“Dan bersabarlah di atas apa yang menimpa dirimu kerana yang demikian itu menuntut kepastian kukuh daripadamu dalam setiap kejadian dan urusan.

“Jangan engkau berjalan sombong serta takbur, Allah tidak meredai orang yang sombong dan takbur.”

Wednesday, August 5, 2009

Tata Tertib Ketika Membaca KItab Allah



Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang memiliki kedudukan tersendiri di hati setiap Muslim. Ia merupakan kalamullah dan sebagai sumber hukum pertama bagi umat Islam.

Sebagai sebuah kitab suci yang memiliki keistimewaan, tentu patutlah bagi seorang Muslim untuk memuliakan dan menghormatinya, termasuk dalam sikap kita ketika ingin membacanya.
Nah, apakah adab-adabnya? Silahkan menyimak!!

Banyak sekali adab-adab yang harus diperhatikan ketika membaca al-Qur’an, di antaranya:

1. Ikhlash atau menuluskan niat karena Allah semata. Ini merupakan adab yang paling penting di mana suatu amal selalu terkait dengan niat. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya semua amalan itu tergantung niat-niatnya dan setiap orang tergantung pada apa yang diniatkannya…” (HR.al-Bukhari, kitab Bad’ul Wahyi, Jld.I, hal.9)

Karena itu, wajib mengikhlashkan niat dan memperbaiki tujuan serta menjadikan hafalan dan perhatian terhadap al-Qur’an demi-Nya, menggapai surga-Nya dan mendapat ridla-Nya.

Siapa saja yang menghafal al-Qur’an atau membacanya karena riya’, maka ia tidak akan mendapatkan pahala apa-apa.
Nabi SAW bersabda, “Tiga orang yang pertama kali menjalani penyidangan pada hari Kiamat nanti…[Rasulullah SAW kemudian menyebutkan di antaranya]…dan seorang laki-laki yang belajar ilmu lalu mengajarkannya, membaca al-Qur’an lalu ia dibawa menghadap, lalu Allah mengenalkan kepadanya nikmat-nikmat-Nya, maka ia pun mengetahuinya, lalu Dia SWT berkata, ‘Untuk apa kamu amalkan itu.?” Ia menjawab, ‘Aku belajar ilmu untuk-Mu, mengajarkannya dan membaca al-Qur’an.’ Lalu Allah berkata, ‘Kamu telah berbohong akan tetapi hal itu karena ingin dikatakan, ‘ia seorang Qari (pembaca ayat al-Qur’an).’ Dan memang ia dikatakan demikian. Kemudian ia dibawa lalu wajahnya ditarik hingga dicampakkan ke dalam api neraka.” (HR.Muslim, Jld.VI, hal.47)

Manakala seorang Muslim menghafal dan membaca al-Qur’an semata karena mengharapkan keridlaan Allah, maka ia akan merasakan kebahagian yang tidak dapat ditandingi oleh kebahagiaan apa pun di dunia.

2. Menghadirkan hati (konsentrasi penuh) ketika membaca dan berupaya menghalau bisikan-bisikan syetan dan kata hati, tidak sibuk dengan memain-mainkan tangan, menoleh ke kanan dan ke kiri dan menyibukkan pandangan dengan selain al-Qur’an.

3. Mentadabburi (merenungi) dan memahami apa yang dibaca, merasakan bahwa setiap pesan di dalam al-Qur’an itu ditujukan kepadanya dan merenungi makna-makna Asma Allah dan sifat-Nya.

4. Tersentuh dengan bacaan. Imam as-Suyuthi RAH berkata, “Dianjurkan menangis ketika membaca al-Qur’an dan berupaya untuk menangis bagi yang tidak mampu (melakukan yang pertama-red.,), merasa sedih dan khusyu’.” (al-Itqan, Jld.I, hal.302)

5. Bersuci. Maksudnya dari hadats besar, yaitu jinabah dan haidh atau nifas bagi wanita.
Al-Qur’an merupakan zikir paling utama. Ia adalah kalam Rabb Ta’ala. Karena itu, di antara adab membacanya, si pembaca harus suci dari hadats besar dan kecil. Ia dianjurkan untuk berwudhu sebelum membaca. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Umar RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah menyentuh al-Qur’an kecuali orang yang suci.” (Shahih al-Jaami’, no.7657)

Perlu diketahui, bahwa seseorang boleh membaca al-Qur’an asalkan tidak sedang berhadats besar, demikian pula disunnahkan baginya untuk mencuci mulut (menggosok gigi-red.,) dengan siwak sebab ia membersihkan mulut sedangkan mulut merupakan ‘jalan’ al-Qur’an.

6. Sebaiknya, ketika membaca al-Qur’an, menghadap Qiblat sebab ia merupakan arah yang paling mulia, apalagi sedang berada di masjid atau di rumah. Tetapi bila tidak memungkinkan, baik karena ia berada di kios, mobil atau sedang bekerja, maka tidak apa membaca al-Qur’an sakali pun tidak menghadap Qiblat.

7. Disunnahkan bagi seseorang untuk ber-ta’awwudz (berlindung) kepada Allah dari syaithan yang terkutuk. Allah Ta’ala berfirman, “Maka apabila kamu membaca al-Qur’an, berlindunglah kepada Allah dari syaithan yang terkutuk.” (an-Nahl:98)

8. Memperindah suaranya ketika membaca al-Qur’an sedapat mungkin. Rasulullah SAW bersabda, “Hiasilah al-Qur’an dengan suara-suara kamu sebab suara yang bagus membuatnya bertambah bagus.” (dinilai shahih oleh al-Albani, Shahih al-Jaami’, no.358)

“Disunnahkan memperbagus dan menghiasi suara dengan al-Qur’an… Terdapat banyak hadits yang shahih mengenai hal itu. Jika seseorang suaranya tidak bagus, maka ia boleh memperbagus semampunya asalkan jangan keluar hingga seperti karet (dilakukan secara tidak semestinya dan menyalahi kaidah tajwid-red.,).” (al-Itqaan, Jld.I, hal.302)

Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah termasuk golongan kami orang yang tidak bersenandung dengan al-Qur’an (melantunkannya dengan bagus).” (Shahih al-Bukhari, Jld.XIII, hal.501, bab at-Tauhid, no.7527)
Hendaknya pembaca al-Qur’an membaca sesuai dengan karakternya, tidak menyusah-nyusahkan diri (dibuat-buat) dengan cara menaklid salah seorang Qari atau dengan intonasi-intonasi tertentu sebab hal itu dapat menyibukkan dirinya dari mentadabburi dan memahaminya serta menjadikan seluruh keinginannya hanya pada mengikuti orang lain (taqlid) saja.

9. Membaca dengan menggunakan mushaf. Hal ini dikatakan oleh as-Suyuthi, “Membaca dengan menggunakan mushaf lebih baik dari pada membaca dari hafalan sebab melihatnya merupakan suatu ibadah yang dituntut.” (al-Itqaan, Jld.I, hal.304)

Hanya saja, Imam an-Nawawi dalam hal ini melihat dari aspek kekhusyu’an; bila membaca dengan menggunakan mushaf dapat menambah kekhusyu’an si pembaca, maka itu lebih baik. Demikian pula, bila bagi seseorang yang tingkat kekhusyu’an dan tadabburnya sama dalam kondisi membaca dan menghafal; ia boleh memilih membaca dari hafalan bila hal itu menambah kekhusyu’annya.

Di antara hal yang perlu diperhatikan di sini, hendaknya seorang pembaca, khususnya bagi siapa saja yang ingin menghafal, untuk memilih satu jenis cetakan saja sehingga hafalannya lebih kuat dan mantap.

Demikian pula, hendaknya ia menghormati mushaf dan tidak meletakkannya di tanah/lantai, tidak pula dengan cara melempar kepada pemiliknya bila ingin memberinya. Tidak boleh menyentuhnya kecuali ia seorang yang suci.

10. Membaca di tempat yang layak (kondusif) seperti di masjid sebab ia merupakan tempat paling afdhal di muka bumi, atau di satu tempat di rumah yang jauh dari penghalang, kesibukan dan suara-suara yang dapat mengganggu untuk melakukan tadabbur dan memahaminya. Karena itu, ia tidak seharusnya membacakan al-Qur’an di komunitas yang tidak menghormati al-Qur’an.

adekah dunia simbol utama

kehidupan dunia yg tidak kekal, tapi ramai manusia cuba utk mencari dan merasai kehidupan dunia yg sebenar setakat hanya di dunia yg mane tidak akan membawa faedah diakhirat kelak, dunia sekadar pemangkin utk kita ke akhirat, di dunialahlah kite sepatutnye mencari pahala, utk mengejar syurga, dunia sekadar perjalanan utk ke akhirat, dunia tiada erti apa-apa pada kita, jika kita kejar dunia kita akan dpt dunia dan akhirat akan berjauhan dgn kita. jika kita kejar akhirat akan dekatnye akhirat dgn kita akan hilangnye rasa cinta kita pada dunia.

'Image
[url=http://img200.imageshack.us/i/useriluvislam.jpg/][img=http://img200.imageshack.us/img200/193/useriluvislam.jpg][/url]

Mutiara Kata

"Barang siapa yang tidak menjaga DIRINYA, maka tidak bergunalah ilmunya......"(Imam Ghazali)

"Kalau manusia ini mengejar kasih Allah, tidak akan timbul perselisihan dan perbalahan. Jika manusia sesama manusia, mengejar kasih manusia, itulah rahsia manusia itu bersaing dan
berbalah."


"...Kemudian apabila sampai ajal mereka, tiadalah dapat mereka meminta dikemudiankan sesaat pun dan tidak pula mereka dapat meminta
didahulukan." (AnNahl:61)


"Tiada masalah yang tidak boleh diselesaikan secara kebetulan atau suratan tetapi setiap masalah yang dicari mesti ada jalan tertentu bagi seseorang untuk menyelesaikannya melainkan diri sendiri yang menimbulkan masalah sendiri."

"....kadang-kadang dalam perjalanan merentasi menujunya yang satu, berbagai dugaan yang menimpa....meratah keimanan kita satu persatu....kekadang rasanya tak mampu.... kadang-kadang mahu beralah.....tapi di sana ada kebahgiaan hakiki...."

"Redha
Allah itu bergantung kepada redha kedua ibu bapa dan marah Allah juga bergantung kepada marah kedua ibu bapa ."


"Hiburan itu tidak mesti membahagiakan tapi kebahagiaan itu sudah pasti menghiburkan."

"Setiap manusia pernah merasai kejayaan dan juga kegagalan dan setiap kejayaan dan kegagalan yang dirasai oleh manusia mempunyai hikmah dan
pengajarannya yang tersembunyi disebaliknya."


" Ilmu mu yang manfaat,sedekah mu yang ikhlas dan orang yang soleh,itulah syarat yang dituntut di ALAM BAKA....
"





Gratisan Musik
Belajar Bahasa Arab Online
'iluvislam'

Berjamaahkan lebih afdhal

Berjamaahkan lebih afdhal
Kunci Kejayaan